Karya Agung Desa Pakraman Susuan 2016

Salah satu rangkaian karya agung ring Pura Desa Pakraman Susuan
Nyikut Genah


Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Susuan, Kecamatan Karangasem untuk kali pertama dilaksanakan lagi selama 100 tahun terakhir sejak 1916.
Karya Mamungkah Pertama Sejak 1916 di Desa Pakraman Susuan

AMLAPURA, NusaBali
Karya kali ini menggunakan kurban 4 ekor kebo (kerbau) yang didatangkan dari Lombok, sementara krama setempat hanya dikenakan paturunan (biaya upacara) berupa pis bolong.

Puncak Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Kahyangan Tiga Desa Pakraman Susuan ini akan dilangsungkan pada Saniscara Pon Pahang, Sabtu, 15 Oktober 2016 mendatang. Sedangkan rangkaian upacara sudah dimulai sejak Sukra Pon Kulantir, Jumat, 25 Desember 2015 lalu, ditandai dengan ritual Matur Piuning di Pura Kahyangan Tiga yakni Pura Puseh, Pura Bale Agung, dan Pura Dalem. Sejak itu, krama Desa Pakraman Susuan suntuk ngayah setiap hari.

Pangrajeg Karya Mamungkah lan Nubung Daging, I Wayan Robed, menyatakan 4 ekor kebo untuk sarana kurban upacara ini didatangkan dari Lombok, Nusa Tenggara Timur. “Desa Pakraman Susuan membeli kebo ke kawasan Lombok dengan harga Rp 8,5 juta per ekor. Empat kebo itu masing-masing untuk banten pecaruan di Pura Dalem, Pura Puseh, dan pecaruan Balik Sumpah di Bale Peselang,” ungkap Wayan Robed di Amlapura, Rabu (24/8).

Disebutkan, krama Desa Pakraman Susuan yang jumlahnya hanya 167 kepala keluarga (KK), diupayakan sedemikian rupa agar tidak terbebani dengan pelaksanaan up[acara besar pertama selama satu abad (100 tahun) terakhir ini. Mereka hanya dikenakan paturunan menggunakan pis bolong (uang kepeng), yang jika dinominalkan nilainya sebesar Rp 350.000 per KK.

Selebihnya, kata Wayan Robed, seluruh krama wajib ngayah, lanang (laku) maupun istri (perempuan). Pengayah lanang juga wajib makemit (jaga malam), terbagi dalam 7 kelompok. Artinya, tiap kelompok kebagian ngayah makemit seminggu sekali.

Sedangkan pengayah istri yang bertugas menata jajahitan untuk banten hingga matanding (menata banten), dikoordinasikan Wiku Tapini (ahli bebantenan) Ida Pedanda Istri Keniten (sulinggih dari Griya Pendem, Banjar Pendem, Kelurahan Karangasem. Sementara pengayah lanang dikoordinasikan Yajamana (bertanggung jawab bidang bangunan tempat upacara) Ida Pedanda Gede Ketut Abah dari Griya Jungutan, Desa Bungaya, Kecamatan Bebandem, Karangasem.

“Krama yang berhalangan ngayah, baik saat kebagian ngayah siang hari maupun makemit malam hari, kena dedosan (denda) Rp 25.000 per orang,” jelas Wayan Robed. Sanksi denda ini, kata dia, bertujuan untuk memacu krama agar lebih bersemangat ngayah.

Sementara itu, Bendesa Pakraman Susuan, I Ketut Tama, mengatakan Karya Mamungkah lan Nubung Daging di Pura Kahyangan Tiga ini merupakan yang pertama kali digelar dalam kurun 100 tahun terakhir. Karya kali ini direncanakan sejak tahun 2014, setelah Ketut Tama dipercaya menjadi Bendesa Pakraman Susuan, menggantikan I Wayan Gita.

Menurut Ketut Tama, usulan digelarnya Karya Mamungkah lan Nubung Daging ini muncul dalam paruman desa, setelah seluruh palinggih tuntas diperbaiki, termasuk membangun palinggih (baru) Manjangan Seluang. “Karena seluruh palinggih sudah tuntas dipugar atas kerja keras krama Desa Pakraman Susuan melalui kepemimpinan bendesa sebelumnya, maka tinggal melanjutkan dengan menggelar Karya Mamungkah lan Nubung Daging,” jelas Ketut Tama.

Rangkian upacara yang telah terlaksana sejauh ini, kata dia, adalah Pamelaspas lan Rsi Gana pada Buda Wage Warigadean, Rabu (17 Agustus 2016) lalu. Berikutnya nanti digelar upacara Pecaruan Balik Sumpah pada Saniscara Kliwon Kuningan (Sabtu, 17 September 2016), dilanjut Nuur Ida Bhatara Tirta pada Sukra Pon Mendangsia (Jumat, 30 September 2016), Nyurat Pedagingan pada Saniscara Wage Medangsia (Sabtu, 1 Oktober 2016), Melasti ke Pantai Ujung pada Sukra Kliwon Pujut (Jumat, 7 Oktober 2016), Karya Ngenteg Linggih di Pura Dalem pada Radite Paing Pahang (Minggu, 9 Oktober 2016), hingga puncak Karya Mamungkan lan Nubung Daging di Pura Puseh pada Saniscara Pon Pahang (Sabtu, 15 Oktober 2016). *NUSABALI.COM Selengkapnya ..

NGABEN MASAL DESA PAKRAMAN SUSUAN

Ngaben pada dasarnya adalah bagian dari upacara Pitra Yadnya. Upacara Pitra yadnya berkaitan erat dengan hutang yang harus dibayar oleh keluarga /sentana / keturunan kepada diri yang telah meninggal. Hakekatnya adalah mengembalikan badan kasar yang telah meninggal untuk kembali ke Panca Maha Butha.

http://stitidharma.org/ngaben-gotong-royong/

Berdasarkan hasil paruman Krama Desa Pakraman Susuan tgl 15 April 2015, bahwasanya dalam rangka menyongsong upacara melaspas, ngersigana, nubung daging dan Piodalan yang rencananya akan dilaksanakan pada Bulan Oktober 2015, masyarakat Desa Pakraman Susuan sepakat untuk melaksanakan upacara Ngaben Masal. Krama Desa Pakraman Susuan sangat antusias menyambut rencana pelaksanaan Ngaben Masal ini, tujuan tidak lain adalah membantu Krama yang mengalami kesulitan secara ekonomi agar bisa melaksanakan upacara Ngaben, memupuk persaudaraan antar Krama Desa Pakraman Susuan, menjalankan program pemerintah dalam hal efisiensi pelaksanaan upacara-upacara agama.

Seperti diketahui, telah banyak berkembang di daerah lain tentang pelaksanaan Ngaben Masal. Jika dibandingkan pelaksanaan ngaben secara mandiri dengan ngaben secara bersama-sama tentu sangat banyak manfaat yang diperoleh dalam pelaksanaan ngaben Masal. Manfaat yang paling dirasakan adalah sisi Ekonomi / Finansial. Secara ekonomi pelaksanaan ngaben secara mandiri sangat menguras keuangan, pikiran. Sebab, jika pelaksanaan ngaben secara mandiri minimal biaya yang dibutuhkan sebesar 50-60 juta (2015). Namun dalam pelaksanaan ngaben masal, 50-60 juta adalah biaya yang cukup untuk pelaksanaan ngaben masal dengan 20 peserta. 

Manfaat lain, Krama Desa Pakraman akan dimudahkan dalam hal pejenukan (beras/kopi/gula). Jika ngaben secara mandiri minimal 2kg beras akan dikeluarkan untuk satu acara ngaben mandiri. Namun pada ngaben masal, cukup 2kg beras dikeluarkan untk 20 peserta. Tentunya dari segi jumlah yang dikeluarkan, dari segi waktu yang dibutuhkan, tenaga yang dikeluarkan sudah sangat diuntungkan. Banyak lagi manfaat lain yang didapatkan dengan pelaksanaan ngaben masal ini. 


Intinya adalah besar kecilnya upacara tidak menjamin Sang Atma mendapatkan tempat / kedamaian di alam sana. Semua itu kembali kepada KarmaNya semasa menjalani kehidupan. Pelaksanaan Upacara Yadnya melampaui kemampuan sebenarnya juga tidak dibenarkan. Ada kalanya ego dan kesombongan dalam beryadnya masih mendominasi. Misal ketika akan Ngaben oleh karena yang diaben memiliki sebidang maka tanah dijual untuk ngaben. Tentu ini sudah tidak benar. Kita bisa melaksanakan kewajiban Dharma tanpa perlu mengorbankan harta benda, tanah, sawah, pekarangan dll tentunya melalui Ngaben Masal ini. 


Oleh karena acara ini adalah acara Ngaben masal yang pertama dilaksanakan tentuk akan banyak mengalami kekurangan di sana sini. Disini dibutuhkan peran semua pihak untuk bisa mensukseskan seluruh rangkaian pelaksanaan upacara ngaben massal ini.
Tahap pelaksanaan sudah dilaksanakan berupa pengumpulan peserta, pembentukan panitia, urunan masing-masing peserta, jadwal, susunan acara, dll. 


PENGUMPULAN PESERTA
Hingga berita ini ditulis, jumlah peserta yang ikut melaksanakan upacara ngaben masal adalah sejumlah 4 keluarga (kulit/keturunan) yaitu keluarga Pasek (Bp. Ketut Tama dan kluarga), keluarga Dalem Tarukan (Bp. I Wayan Telaga), keluarga Pande (Bp. I Made Tusan), Keluarga Bendesa (keluarga pasek bokah). Jumlah sawa yang akan diupacarai semenstara sejumlah 21 sawa, dengan 4 macam jenis upacara yaitu Ngaben, Ngaben munggah salu, Ngaben munggah salu dan ngaskara, Ngelungah. Masih mungkin terjadi penambahan peserta oleh karena masih ada sawa yang di kubur.
 

URUNAN PESERTA
Oleh karena ini merupakan acara yang pertama kali dilaksanakan, tentunya belum dapat diprediksi kebutuhan dana yang diperlukan. Oleh karena itu peserta telah menyepakati untuk melakukan urunan dengan rincian : ngaben sebesar 2.000.000, Ngaben munggah Salu sebesar 4.000.000, ngaben ngaskara dan munggah salu sebesar 6.000.000. ketentuan ini disepakati oleh seluruh peserta dengan catatan apabila kekurangan atau kelebihan akan dibicarakan pada hari-hari berikutnya.
 

PEMBENTUKAN PANITIA
Seluruh rangkaian acara diprakarsai oleh Prajuru Desa Pakraman Susuan. seluruh perlengkapan disiapkan oleh segenap krama Desa Pakraman Susuan. namun dalam hal teknis Para Prajuru Desa Pakraman dibantu oleh Panitia yang sudah dipilih dan disepakati oleh segenap Krama Desa Pakraman Susuan. Panitia diambil dari Peserta untuk memudahkan koordinasi.
Telah terpilih Panitia pelaksanaan upacara ngaben masal al :
Penanggung jawab : Kelian Desa Pakraman I Ketut Tama
Ketua Panitia I : I Ketut Sudana
Ketua II : I Gede Putu Suastika
Sekretaris : I Komang Subrata
Bendahara : I Gede Rauh Suantara
Pembantu bendahara : I Wayan Sukanaya.

JADWAL dan SUSUNAN ACARA
Pelaksanaan upacara ngaben massal telah dipersiapkan secara dini, mulai dari mempersiapkan perlengkapan upacara, bangunan dan sarana upacara lainnya. Jadwal telah ditempel pad tempat-tempat strategis di wilayah Desa Pakraman Susuan.


Pelaksanaan Ngaben masal sudah jelas dari segi ekonomi membantu bagi yang kurang memiliki kemampuan dana untuk melaksanakan ngaben secara personal. Dari segi budaya pada dasarnya akan menjadi suatu keajegan tersendiri bagi budaya, rasa gotong royong, di samping pula sesuai dengan ikon pariwisata budaya untuk Bali. Terakhir untuk kelayakan ngaben massal, sebenarnya telah dilakukan oleh berbagai desa atau adat dan tentu saja melibatkan para sulinggih. Hal ini menunjukkan bahwa secara agama ngaben massal tidak bertentangan dengan sumber-sumber suci yang terbukti secara aplikasi oleh legitimasi para sulinggih. Jadi tidaklah salah bahwa Ajeg Bali bisa dijaga oleh ngaben massal ini. Dan ke depannya ngaben massal sangat relevan untuk dilaksanakan dalam perkembangan jaman yang semakin global dan modern ini sekaligus pula semakin mencekik. Untuk itu mohon dukungan dari semua pihak, agar pelaksanaan ngaben masal yang akan dilaksanakan dapat berjalan dengan lancar.
Selengkapnya ..

Rangkaian acara Ngaben Keluarga I Gede Rauh S (Kaling)

Kegiatan hari ini di Desa Pakraman Susuan dilaksanakan acara morbor (membakar tulang) jenasah serangkaian dengan kegiatan / acaraPitra Yadnya Keluarga I Gede Rauh S (Kepala Lingkungan Susuan). kegiatan hari ini kira-kira dimulai pk 10.00 wita.
Kegiatan yang dilakukan adalah "ngangkid" atau membongkar kuburan dari 3 orang yang akan diupacarai (Ngaben) yaitu I Gede Puger (Ayahanda I Gede Rauh S), I Nengah (Loso), dan istri dari I Kadek Ari / (Dek Jung). Ketiga orang ini sudah meninggal beberapa tahun lalu, dan beberapa hari kedepan akan dilaksanakan upacara pitra yadnya.

Acara hari ini diwarnai dengan rintik hujan sejak awal prosesi "ngangkid" hingga berakhir acara tersebut. Selesai prosesi "ngangkid" dilanjutkan dengan acara "nyiramang layon" yang dilaksanakan oleh pihak keluarga. Lalu dilanjutkan dengan prosesi "mekingsan di geni" / membakar jenasah. Acara dilanjutkan dengan "nganyud" yang dilaksanakan di Segara Ujung.

Seluruh rangkaian acara hari itu dipuput oleh Jero Gede Sudiartha.

Upacara pitra yadnya akan dilaksanakan pada hari jumat tanggal 25 Mei 2012 didahuluui dengan upacara nunas sehari sebelum dilaksanakan upacara puncak bertempat di Pura Dalem Desa Pakraman Susuan.


Terhadap proses upacara Pitra Yadnya dengan konsep seperti ini, penulis sangat setuju sekali. Sedikit demi sedikit pemahaman masyarakat khususnya warga Desa Susuan telah terbuka manakala pelaksanaan Upacara Pitra yadnya dilaksanakan secara bersama-sama. Walaupun saat ini lingkupnya masih skala kecil, yaitu hanya lingkup keluarga namun apresiasi yang tinggi patut kita berikan kepada keluarga besar I Gede Rauh yang akan melaksanakan upacara pitra yadnya lebih dari 1 sawa, atau masal walau sawa yang dilibatkan kali ini hanya berjumlah 3 / melibatkan 3 keluarga. Kedepan konsep seperti ini patut didukkung dan dikembangkan untuk memberikan pemahaman lebih kepada masyarakat tentang efektifitas dan manfaat yang diperoleh ketika suatu Yadnya dilaksanakan dengan cara bersama-sama.
Semoga pelaksanaan seluruh rangkaian acara Pitra Yadnya keluarga I Gede Rauh S berjalan dengan lancar dan tanpa halangan....

Awignamastu.... Selengkapnya ..

PEMANGKU PURA DALEM SUSUAN

Beberapa tahun belakangan ini, bahkan sepengatahuan penulis dari mulai lahir-sampai sekarang penulis belum pernah mengetahui/menjumpai ada Pemangku Dalem. Perlu kiranya saat ini mulai dipikirkan untuk memilih Pemangku Dalem yang nantinya bersedia “ngayah” setulus hati kepada Ida Sang Hyang Widhi / Ida Bhatara Dalem di Pura Dalem Susuan. Pemikiran ini sempat dimunculkan dalam Paruman Krama Desa Susuan sehingga diputuskan untuk dilaksanakan upacara pemilihan Pemangku Dalem. Rencana tersebut sedianya akan dilaksanakan pada Minggu, 20 Mei 2012 bertepatan dengan Tilem. Kegiatan Pemilihan Pemangku Dalem Desa Pakraman Susuan akan dilaksanakan di Pura Dalem Desa Pakraman Susuan dengan mewajibkan krama marep, serta menghadirkan Ida Pedanda sebagai pengantar acara. Pemilihan Pemangku sedianya menggunakan base/ sirih yang di edarkan kepada krama. Krama yang terpilih adalah krama yang dipilih oleh Ida Sesuhunan untk “ngayah” di Pura Dalem Desa Pakraman Susuan. Semoga niat yang baik akan mendapatkan jalan yang baik, dan dapat menghasilkan Pemangku yang bersedia “ngayah” kepada seluruh krama Desa Pakraman Susuan. Kepada krama yang tinggal di luar desa agar mendukung acara ini dengan hadir pada hari/tanggal pelaksanaan. Selengkapnya ..

Rangkaian Acara Ngadegang Jero Gede, Melaspas dan Mendem Pedagingan, Piodalan di Pura Paibon Telaga Sari - Susuan

Persiapan pelaksanaan upacara Ngadegang Jero Gede, Melaspas, Mendem Pedagingan dan Piodalan di Pura Paibon Pare Gotra Sentana Dalem Taruk "Telaga Sari" - Desa Pakraman Susuan akan dilaksanakan secara berturut turut mulai tanggal 18, 22, dan 27 Maret 2012. Persiapan telah dimulai dari sebulan yang lalu diawali dengan membuat jajan suci berupa berbagai bentuk jajanan pelengkap banten suci, pulagembal, serta sarana lainnya. Persiapan lainnya yang terus dipersiapkan adalah proses finishing Pura Paibon "Telaga Sari". Sampai saat ini penyelesaian Pura Paibon baru 80%, diusahakan pada saatnya nanti semua sarana dan prasarana telah rampung dilaksanakan, serta siap menyelenggarakan upacara tersebut.


Adapun rangkaian acara yang akan dilaksanakan nanti adalah sebagai berikut :
  1. Tanggal 18 Maret 2012 dilaksanakan upacara Mewinten, Ngadeg Jero Gede terhadap Jro Mangku Ketut Gede Sudiarta, disaksikan oleh seluruh warga Sentana Dalem Taruk desa PAkraman Susuan serta Perwakilan Pengurus Kecamatan Para Gotra Sentana Dalem Taruk se-Kabupaten Karangasem.
  2. Tanggal 22 Maret 2012 bertepatan dengan Tilem Kesanga, dilaksanakan upacara Melaspas dan Mendem Pedagingan dilaksanakan di Pura Paibon "Telaga Sari" Para Gotra Sentana Dalem Taruk Desa Pakraman Susuan, dilanjutkan pada tanggal 24 Maret 2012 (Ngembak Geni) berupa acara Ngelungsur Tirta ke Segara, Pura Dalem Puri, Kawitan Dalem Tarukan Pulasari dan Kahyangan Tiga.
  3. Pada tanggal 27 Maret 2012, dilaksanakan upacara Piodalan yang merupakan puncak acara.
Oleh karena upacara ini merupakan yang pertama yang kita laksanakan dan bobotnya cukup berat, maka kami minta dukungan dan bantuan rekan2 blogger seluruhnya, semoga acara ini berlangsung dengan lancar, tanpa halangan yang berarti.
Jr. Mangku Kt. Sudiarta


Untuk selanjutnya, penulis akan terus mengabarkan melalui media ini, acara, kegiatan dan rencana kegiatan yang dilaksanakan sehubungan dengan pelaksanaan upacara tersebut.

Jika ada komentar dan saran dari Blogger semuanya, silahkan komentarnya disampaikan secara sopan.

salam, 
Selengkapnya ..

Ni Komang Rerod - Meninggal

Ni Komang Rerod (+- (5 Th) meninggal dunia pada tanggal 22 Februari 2012. Beliau merupakan istri dari I Ketut Rai yang telah lebih dulu berpulang (16 Mei 2008) menyatu dengan Ida Sang Hyang Widhi. Pasangan ini merupakan pasangan yang special. selain merupakan Kakek dan Nenek dari penulis, pasangan ini merupakan pasangan yang tegar di usianya yang telah uzur. I Ketut Rai, Pada usia senjanya tetap beraktifitas seperti biasa, tak pernah mengeluh dan tak pernah menyerah. Walopun bukan peminum tuak yang hebat, tapi beliau tetap nuakin (mengiris pohon aren untuk mendapatkan Tuak.

Proses Nibakang Tirta
Ni Komang Rerod sepeninggal Suami, tetap tegar menjalani hari-harinya, beraktifitas di kebun, mencari kayu bakar dan aktivitas lain yang kiranya tak bisa lagi dilakukan pada usia itu. Ada hal menarik pada Nenek ku ini, Ia akan sakit jika tak dapat keliling kebun mencari kayu bakar / pakan babi. sampai akhirnya penyakit Tua akhirnya mengalahkannya.
Sebulan sebelum meninggal sempat tidak bisa beraktivitas meskipun hanya duduk di bale-bale. hari-harinya hanya dihabiskan ditempat tidur, sampai akhirnya pukul 10 pagi tanggal 22 Februari 2012, Beliau menghembuskan nafas terakhirnya setelah sebelumnya sempat minta "bekal" kepada anak bungsunya (Ni Made Sari) berupa bubur dan air.

Semoga bekal tersebut menjadi bekal abadi, yang akan menemani perjalanannya menyatu dengan sang pencipta. semoga karmanya diterima Ida Sang Hyang Widhi dan mendapatkan tempat terbaik di Surga.
 

Akhirnya hari itu, 22 Februari 2012 pukul 5 sore dilaksanakan upacara "nyiramang layon" selanjutnya di bawa ke setra Desa untuk dilakukan prosesi "Ngeseng", selanjutnya "nganyud" ke segara Ujung. 


Prosesi Pembakaran Jenazah Ni Komang Rerod

OM VAYUR ANILAM AMRTAM, ATHEDAM BHASMANTAM SARIRAM, OM KRATO SMARA KLIBE SMARA KRTAM SMARA


(Ya Hyang Widhi, penguasa hidup, pada saat kematian ini semoga ia mengingat vijaksara suci OM, semoga ia mengingat Engkau Yang Mahakuasa dan kekal abadi, ingat pula kepada karmanya. Semoga ia mengetahui bahwa atma adalah abadi dan badan ini akhirnya akan hancur menjadi abu) 
dari Yayurveda XL 15
Selengkapnya ..

Tilem Sasih Kaulu ..... Ngusaba Dalem

21 Februari 2012 adalah bulan mati, atau dalam penanggalan Hindu disebut Tilem. atau lebih tepatnya 21 Februari 2012 disebut Tilem Sasih Kaulu. Seperti tahun-tahun / sasih kaulu sebelumnya di Desa Pakraman Susuan diadakan upacara piodalan di Pura Dalem Desa Pakraman Susuan (Ngusaba Dalem). Piodalan tersebut dilaksanakan selama 1 hari. Krama (warga) Desa telah mengawali / memulai mempersiapkan acara piodalan tersebut dari jauh-jauh hari sebelumnya. persiapan tersebut meliputi pembuatan sarana upakara baik jajan, jejahitan, kemudian metanding (banten). selain itu dilaksanakan juga persiapan dengan membangun tetaring sebagai tempat meletakkan sarana upakara.

Bertepatan dengan Tilem Sasih Kaulu, mulai dari pagi buta krama sudah mempersiapkan sarana upakara berupa caru. dalam hal ini menggunakan caru godel (sapi yang masih kecil). kemudian menginjak pukul 9.00 wita, seluruh krama sudah bersiap dan merapat ke lokasi upacara. Berbagai rangkaian upacara dilaksanakan serangkaian dengan upacara tersebut.

Hal yang paling mendebarkan dari semua prosesi adalah prosesi nyolahang ida sasuhunan. dalam prosesi ini sangat terasa sekali nuansa magisnya. Ketika ida sesuhunan sudah mulai masolah seketika terhadi perubahan nuansa.

Tujuan dari pelaksanaan upacara Ngusaba Dalem ini adalah untuk memohon keselamatan kepada Ida Sang Hyang Widhi (dalam hal ini Ida Bhatara Siwa / Bhatari Durga) bagi seluruh warga Desa Pakraman Susuan dan lebih luas lagi menjaga keseimbangan Alam. agar terhindar dari segala bahaya dan malapetaka. Semoga apa yang menjadi tujuan pelaksanaan upacara Ngusaba Dalem ini dapat terwujud, serta keseimbangan alam dapat tercapai.
Selengkapnya ..

Akhirnya bisa Login lagi....

Setelah beberapa bulan tidak pernah login ke Blog ini, akhirnya semua akun username dan password yang biasanya digunakan untuk posting di Blog ini terlupakan... huuuhh.... lumayan lama untuk bisa mendapatkannya kembali. Akhirnya hari ini sekarsusuan bisa Online lagi dan memperbaharui data lagi.
Untuk beberapa hari kedepan sekarsusuan akan memulai menulis kembali tentang perkembangan2 yang ada di Desa Adat Susuan, agar Krama lain yang konsen terhadap Desa ini atau warga ingin mengetahui aktivitas / kegiatan yang dilaksanakan di Desa.

Akhirnya, selamat mengikuti kisah yang ada di Blog sekarsusuan ini semoga memberi informasi dan manfaat kepada Blogger semuanya.
Selengkapnya ..

lama tidak ada aktifitas

Begitu lama blog ini tidak ada aktifitas, membuat blog ini sepi dari kunjungan dan komentar. beberapa hari belakangan ini memang disibukkan oleh aktifitas lain sehingga sangat jarang punya kesempaan untuk posting berita di blog ini.
Beberapa kegiatan penting yang terjadi di Desa susuan [ada beberapa minggu ini adalah :
1. Pembangunan / Pemugaran pelinggih Pura Puseh Susuan.
Seperti pada posting sebelumnya tentang Rehab / Pemugaran Pelinggih di Pura Puseh Susuan, pembangunan tersebut sampai saat ini belum ada tanda akan selesai. Kami tidak mengetahui apa yang menyebabkan hingga saat ini pembangunan tersebut belum selesai. padahal sesuai RAB, mustinya pembangunan tersebut telah selesai.

2. Pembangunan Setra beserta bangunan pelengkap.
Pembangunan Setra Desa Pakraman Susuan mengambil lokasi di sebelah selatan Pura Dalem Desa Pakraman Susuan. Pembangunan sampai saat ini sudah sampai tahap akhir, bahkan bisa di katakan sudah rampung. seluuruh biaya pembangunan dtanggung oleh donatur Ida Anak Agung dari Puri Kaleran Karangasem.




Selengkapnya ..

Senjata Pemusnah Masal??

Akhir-akhir ini seolah tiada henti-hentinya berbagai negara membuat dan merancang senjata pemusnah massal canggih, rupanya pemerintah kita pun tanggap dengan hal ini, terbukti mereka telah berhasil menciptakan senjata pemusnah massal didalam negeri.

Tapi konyolnya senjata pemusnah massal ciptaan pemerintah kita ini, bukan diperuntukan untuk menghancurkan musuh seperti yang diciptakan oleh beberapa negara, melainkan untuk memusnahkan rakyat negeri sendiri...


Semoga Dapat Menjadi Perenungan Bagi Pihak-pihak terkait….Karna Semua orang dinegeri ini sudah tau, bahwa sudah SANGAT BANYAK SEKALI KORBAN dari kecelakaan akibat dari kasus ini….Atau memang sudah begitu murahkah nyawa manusia dinegeri ini ????
mau gambarnya ? clik

Inilah senjatanya.














Ini amunisinya...















Efek ledakannya.
















Korban ledakannya.














Selengkapnya ..