"Aku Pilih Siapa...???"

Gong PEMILU telah mulai ditabuh. Berbagai Parpol telah mulai pasang muka dijalan-jalan umum. apa yang mereka tawarkan....???? Sama seperti Pemilu sebelumnya, selalu ada kebingungan pada diri sendiri "Siapa yang aku pilih..??" "Haruskah aku memilih.."
Tak pelak pertanyaan itu terbawa hingga saat ini. Sebabnya adalah banyak foto/poster/baliho yang dipasang namun tak satupun dikenal dan berbuat nyata untuk masyarakat. Mereka umumnya hanya pasang muka manis, tanpa pernah berbuat bagi masyarakat.
Pemilu tak ubahnya lapangan pekerjaan bagi para caleg, dan masyarakat masih menganggap Pemilu hanyalah rutinitas 5 tahunan tanpa banyak berdampak bagi mereka. Bagi para Caleg, dapat duduk di Legsilatif adalah jalan mulus untuk memperbaiki kehidupan tanpa memikirkan mau berbuat apa setelah duduk di kursi empuk. Bagaimana tidak, pengalaman tahun sebelumnya berkata demikian. Saat mencari dukungan berbagai janji manis dikeluarkan tanpa memikirkan bagaimana realisasinya. Caleg berjanji akan membantu ini, memberikan itu, namun setelah duduk manis dan masyarakat menagih janji jawabanya adalah : "Mengeluarkan bantuan ada mekanismenya......." selalu jawabannya itu. Hingga sampai Pemilu berikutnya akan digelar sang Caleg belum menemuka "Mekanismenya". Hal hasil janji tinggallah janji....

Jika sudah begitu maka tak berlebihanlah jika banyak Golput . Apalagi tata cara Pemilu 2009 ini terlihat "RIBET". Kertas Suara yang se-gede koran pagi, cara memilih atau mencontreng yang masih rancu. Minimnya Sosialisasi kepada masyarakat Pemilih mengenai Tata Cara Pemilihan menjadi penghambat kesuksesan pelaksanaan pemilu kali ini karena dikhawatirkan banyak suara yang tidak sah.

Apakah Golput salah...??
Memilih adalah hak bagi setiap warga negara yang sudah memenuhi syarat menurut undang-undang. Memilih bukanlah suatu kewajiban.
Golput adalah suatu pilihan.

Kenapa Golput?
Ketika rakyat memilih golput itu adalah sebuah pilihan yang bukan tanpa alasan. Pilihan golput memiliki raison d’etre tersendiri yang tentunya ada di benak rakyat pemilih golput.
Alasan pertama, yaitu kekecewaan rakyat terhadap sikap partai-partai pemenang Pemilu 1999 yang hanya mengejar kekuasaan tanpa memperhatikan kehidupan pemilihnya yang semakin sulit.
Alasan kedua, golput adalah sebuah fungsi kontrol dari warga negara terhadap partai sebagai salah satu institusi demokrasi. Ketika kita memilih sistem demokrasi maka konsekwensinya adalah kita harus percaya terhadap sistem check and balance.
Setiap institusi demokrasi harus memiliki alat ukur tersendiri sebagai Check and Balance. Alat ukur dari kerja-kerja partai berkuasa selama 5 tahun adalah Pemilu dan golput adalah lampu indikatornya, ketika jumlah pemilih golput meningkat dalam Pemilu artinya ada kesalahan yang dilakukan oleh partai-partai tersebut selama 5 tahun berkuasa.

Dalam konteks inilah maka golput menjalankan fungsi kontrolnya terhadap partai-partai. Seharusnya fungsi kontrol ini terus dijaga bukan justru diberangus keberadaannya dengan ancaman hukuman penjara ataupun fatwa haram.
Dan alasan terakhir rakyat memilih golput adalah sebuah bukti kesadaran politik rakyat yang semakin tinggi. Ketika rakyat memilih golput berarti rakyat tahu bahwa dirinya telah dieksploitasi dalam kotak-kotak suara untuk kepentingan partai.
Ketika rakyat memilih golput berarti rakyat sadar bahwa rakyat telah dibohongi dengan diberi janji-janji palsu selama kampanye Pemilu dan ketika rakyat memilih golput maka berarti rakyat sudah sadar hak-hak politiknya sebagai warga negara.

Dengan demikian, jelaslah bahwa golput juga mengindikasikan sebuah kesadaran politik baru yang terjadi di rakyat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Komentar anda disini....